Google Translate

Persamaan dan Perbedaan antara Hipersensitifitas tipe I, II, III dan IV


1.      

Persamaan
1.      Persamaan pada hipersensitifitas tipe II dan III sama – sama diperankan oleh IgG dan IgM.
2.      Pada hipersensitifitas tipe I, II dan III  sama – sama ditransfer atau diperankan oleh  antibodi
3.      Hipersensitivitas tipe II dan III sama – sama membutuhkan bantuan komplemen untuk terjadinya mekanisme hipersensitivitas tersebut.
Perbedaan

1.      Pada Hipersensitivitas tipe I yang berperan adalah antibodi IgE sedangkan pada tipe II dan III yang berperan adalah IgG dan IgM, namun pada hipersensitivitas tipe IV antibodi tidak berperan.
2.      Antigen pada Hipersensitivitas tipe I berasal dari Eksogen penderita, pada hipersensitivitas tipe II berasal dari permukaan sel penderita. Antigen pada hipersensitivitas tipe III larut, sedangkan pada hipersensitivitas tipe IV antigennya berasal dari jaringan dan organ.
3.      Dari lama waktu responnya, hipersensitivitas tipe I sangat cepat yaitu 15 – 30 menit, hipersensitivitas tipe II berlangsung lebih lambat yaitu dalam hitungan menit sampai jam. Pada hipersensitivitas tipe III lebih lambat lagi yaitu 3 – 8 jam. Hipersensitivitas yang paling lambat adalah tipe IV yaitu 48 – 72 jam.
4.      Penampakan jaringan oleh hipersensitivitas berbeda beda. Mulai dari hipersensitivitas tipe I pada jaringan teridentifikasi berupa bilur, bengkak dan kemerahan. Pada hipersensitivitas tipe II jaringan mengalami lisis dan nekrosis. Pada hipersensitivitas tipe III jaringan mengalami eritema, edema dan nekrosis. Sedangkan pada hipersensitivitas tipe IV jaringan mengalami eritema dan indurasi.
5.      Komponen imunitas yang berperan dalam hipersensitivitas tipe I adalah basofil dan eosinofil. Pada tipe II, antibodi dan komplemen. Pada tipe III, kompelemen dan netrofil. Sedangkan pada hipersensitivitas tipe IV adalah monosit dan limfosit.
6.      Pada proses pentrasferan, hipersensitivitas tipe I, II dan III ditransfer dengan antibodi sedangkan pada tipe IV ditransfer dengan Sel T.
7.      Dari mekanismenya, hipersensitivitas tipe I mediator release, tipe II citotoxic, tipe III Immune complex dan tipe IV adalah delayed type.
8.      Dari mekanisme kerusakan jaringan dan penyakit, pada hipersensitivitas tipe I yang berperan adalah sel mast dan mediatornya (amin vasoaktif, mediator lipid, dan sitokin). Pada hipersensitivitas tipe II, terjadi Opsonisasi & fagositosis sel Pengerahan leukosit (neutrofil, makrofag) atas pengaruh komplemen dan FcR kelainan fungsi seluler (misal dalam sinyal reseptor hormone). Pada hipersensitivitas tipe III, terjadi pengerahan dan aktivasi leukosit atas pengaruh komplemen dan Fc-R. Sedangkan pada hipersensitifitas tipe IV, terjadi aktivasi makrofag, inflamasi atas pengaruh sitokin dan Membunuh sel sasaran direk, inflamasi atas pengaruh sitokin.
  1. Hipersensitivitas immediate (tipe I) respon imun dimediasi oleh sel TH2, antibodi IgE, dan sel mast; yang pada akhirnya akan mengeluarkan mediator inflamasi. Hipersensitivitas antibody-mediated (tipe II) antibodi IgG dan IgM dapat menginduksi inflamasi dengan mempromosikan fagositosis atau lisis terhadap luka pada sel. Antibodi juga mempengaruhi fungsi selular dan menyebabkan penyakit tanpatanpa ada luka jaringan.Hipersensitivitas kompleks imun (tipe III) antibodi IgG dan IgM mengikat antigen yang biasanya ada di sirkulasi darah, dan kompleks antibodi-antigen mengendap di jaringan yang pada akhirnya akan menginduksi proses inflamasi. Hipersensitivitas cell-mediated (tipe IV) luka seluler dan jaringan akan menyebabkan tersintesisnya sel limfosit T (TH1, TH2, dan CTLs). Sel TH2 menginduksi lesi yang termasuk kedalam hipersensitivitas  tipe I, tidak termasuk hipersensitivitas tipe IV.



Secara Umum Dapat Dilihat dalam tabel berikut.
Ciri
Tipe I (Alergi)
Tipe II (sitotoksik)
Tipe III (imun-kompleks)
Tipe IV (tipe lambat)
Antibodi
IgE
IgG, IgM
IgG, IgM
Tidak ada
Antigen
Eksogen
Permukaan sel
Larut
Jaringan dan organ
Waktu respon
15-30 mnt
Menit-jam
3-8 Jam
48-72 Jam
Penampakan Jaringan
Bilur, Bengkak, kemerahan
Lisis dan Nekrosis
Eritema, edama, nekrosis
Eritema dan indurasi
Histologi
Basofil dan eusinofil
Antibodi dan komplemen
Komplemen dan netrofil
Monosit dan limfosit
ditransfer dgn
Antibodi
Antibodi
Antibodi
Sel T
Contoh
Alergi
Transfusi darah
SLE
Test Tuberkulin, poisonus ivy

No comments:

Baca Juga Artikel Yang Lainnya:

·